Kamis, 05 Mei 2016

Adil Kasih Sayang Anak-Anak




Pikirkan Sebelum Pilih Kasih kepada Anak

Orang tua kadang-kadang merasa sedih karena salah seorang dari anaknya tidak tergolong pintar di sekolah.

Enam orang anaknya selalu jadi juara kelas. Masing-masing punya kelebihan yang bisa dibanggakan. Sementara yang satu orang lagi tidak bisa ngapa-ngapain dan selalu rangking terakhir.

Hal itu membuat kasih sayangnya agak berkurang kepada anaknya yang satu itu. Setiap bercerita dengan teman-temannya seolah-olah anak yang satu itu dianggap tidak ada. Bila ditanya ia selalu berusah mengelak.

Setelah semua dewasa, ia berbangga dengan enam orang anaknya yang sudah menjadi orang hebat semua. Ada yang di Amerika, di Eropa, di Australia, jadi ini dan itu. Semua sibuk.

Dari segi finansial ia sudah menerima pensiunan dan kemewahan dari anak-anaknya yang berenam. Seberapapun uang yang ia inginkan bisa didapat waktu itu juga.

Hanya anaknya yang satu orang lagi yang tidak bisa memberikan apa yang ia inginkan. Tetap tinggal di kampung tanpa mempunyai penghasilan banyak.

Tapi Allah menakdirkan lain. Di hari tuanya sang orang tua sakit-sakitan. Butuh ada orang yang merawat. Enam orang anaknya sibuk semua. Mereka hanya bisa menyarankan untuk memasukkan orang tuanya ke panti jompo.

Hanya anaknya satu orang itulah yang merawat orang tuanya. Yang tidak sudi bila orang tuanya dimasukkan ke panti jompo.

Saat itulah sang orang tua baru sadar kalau selama ini ia telah menyia-nyiakan nikmat Allah yang sebenarnya. Hanya berbangga dengan yang mempunyai kelebihan dan meyepelekan yang kelihatannya berkekurangan. Dia tidak tahu di mana Allah akan menampakkan manfaat dari anaknya yang satu itu. Semuanya bermanfaat pada waktunya.

Sampai meninggalpun hanya yang satu ini yang menghadapi jenazahnya, yang mengantarnya ke kuburan dan yang selalu mengirimkan do’a untuknya. Yang lain sudah tenggelam dalam dunia dan kesibukannya.

Kita tidak tahu kelebihan masing-masing anak. Jangan lebihkan sayang kepada yang satu dan menyepelekan yang lain. Semua punya kelebihan dan kekurangan. Kita tidak tahu siapa sebenarnya yang paling membahagiakan kita di dunia, apalagi di akhirat.

-- Zulfi Akmal --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar